1/2 Travelling + 1/2 Backpacker Kuala Lumpur, Malaysia

Judulnya memang setengah travelling dan setengah backpacker. Karena memang hanya pake backpack dan tidak bawa koper. Tapi dengan ransel “Get daily Gear –  Bromo Series” lumayan rempong juga bawaan untuk 3 hari.

Perjalanan ini antara sudah terencana dan setengah terencana. Kenapa kelihatannya plinplan gitu. Yah, pertama memang sudah direncanain saat pulang lebaran di Siak. Habis itu rencana ini rada angin-anginan. Kedua, plus merayakan kegagalan tes PL* yang memang udah sampai tes paling akhir dan gagal dan itu nyesek banget dan perlu motivasi untuk merefreshkan hati dan pikiran maka dalam waktu kurang dari 10 hari plan itu kembali mencuat. Awalnya memutuskan untuk pergi saat libur panjang tanggl 10-12 desember 2016. Tapi apa boleh dikata, harga tiket menggila, naik hampir 3 kali lipat dibanding hari biasa. Sudah bulat dan diputuskan langsung beli tiket berangkat tanggal 25 Nov dan pulang 27 Nov. Cukup ga sih 3 hari dua malam untuk menjelajah Kuala Lumpur?

Di akhir akan aku tuliskan ittenariku dan budged selama 3 hari 2 malam disana.

What i am doing :

25 November 2016

Rencananya mau ngejar DAMRI yang jam 5.30 am. Berangkat dari kos jam 5.15 am. Masih nunggu Gojek-OTW(5.24 am)-Damri Rawamangun(5.36 am. ‘LATE’). Yup, aku ketinggalan DAMRI pemberangkatan jam 5.30 am (Jangan salah! Damri Jakarta-Rawamangun ON TIME LOH!). Akhirnya harus nunggu lagi pemberangkatan Damri jam 06.00. And Thanks God, there is no traffic “Alhamdulillah”. Sampai di Soekarno Hatta Airport (Terminal 2D) jam 07.13. Dan penerbanganku jam 09.05 am by LION Air ‘Alhamdulillah No Delay, Tapi tetap baru take off jam 09.30 am. Sebelum check in aku sempatkan sarapan di Hoka-hoka bento dulu because i can not starving in the morning…..hahaha

Selama check in dan antri di keimigrasian nggak ada masalah. I just Bring 1 backpack and 1 sling bag. Di dalam pesawat mendapat tempat duduk dekat jendela. Saat itu kondisi cuaca tidak begitu bagus. Curah hujan masih tinggi di Jakarta. Sering hujan. Saat di pesawat mengalami beberapa kali goncangan karena mengenai awan. Dan sekitar jam 12.30pm (waktu malaysia 1 jam lebih cepat dibandingkan indonesia) sudah sampai di Kuala Lumpur Airport. Masuk ke bandara, mencari papan petunjuk lokasi imigrasi karena janjian bertemu yudi di dekat imigration. But i don’t know why, my phone can’t reach wifi there. So i can’t send message to yudi. Untuk mencapai lokasi immigration aku harus berpindah ke  gedung airport lain (Masih di KLIA 1) menggunakan train (free).

Di immigration, kurang lebih menunggu yudi 20 menit. Agak khawatir juga karena ga ada jaringan wifi yang tertangkap di hp. Sebenarnya dekat pintu keluar immigration ada yang menjual kartu dan paket internet. Tapi Lumayan mahal bagiku (lupa harganya ). Lagian aku hanya bawa rupiah. Belum ada tukar ke RM.

I found him. Haha….. Diantaranya siswaa -siswi Praja Muda Karana dari Indonesia. Sepertinya sedang dilakukan Jambore Internasional di Malaysia. Dengan sweater biru khasnya…

Keluar dari imigrasi, kami sama-sama tidak memiliki RM. Kami sempatkan menukar RM di Bank CIMB NIAGA sebesar Rp 1.000.000 (kami dapat 306 RM; artinya 1 RM = 3.267,97 ). Kami berencana akan menukar lagi di Money Changer sekitaran Bukit Bintang, karena dari beberapa blog yang aku baca harga RM lebih murah disana.

Setelah mendapatkan RM, hal pertama yang aku lakukan membeli air minum karena memang haus dan mau nuker ke receh (hahahahha…. sama seperti hal pertama yang aku lakukan di Bangkok kekekekekeke). Harga air mineral kemasan sekitar 600 mL= 1,5 RM. Untuk menuju ke KL sentral bisa menggunakan kereta ekspress (35 RM) atau dengan bus (10 RM). Karena alasan backpacker, kami memilih menggunakan bus. Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai KL sentral adalah  1 jam tanpa macet. Kalau kondisi bus sendiri sih menurutku lebih bagus DAMRI. Tapi bus disini ga pelit WIFI, internetan disini lancar car.

Sampai di KL sentral, kami bingung memilih menggunakan moda apa ke penginapan, Soalnya lokasi LRT jauh dari penginapan. Mau naik bus juga ga tau rutenya. Kami mencoba mencari money changer disini, Yudi masih ingin menukarkan 3.000.000 VND (dapat 570 RM). Kalau dikonversi ke RP sebenarnya aku rugi menukarkan uang di Bank CIM* Niaga sektar Rp 68.000. Tapi yasudahlah, kalo di bandara ga tukar maka kami ga bisa kemana-mana. Makanya kalo teman-teman mau tukar uang di bandara KL itu secukupnya aja, setidaknya buat transport + makan, terus tukar sisa budged kamu di KL sentral. Ini nih Money changer di KL sentral

20161125_151812

Money Changer di KL Sentral

Sebenarnya jarak antara KL sentral dengan penginapan adalah 4 km an. Dan Jika Naik LRT, stasiun LRT terdekat dengat penginapan adalah LRT Masjid Jamek yang jaraknya hanya 800 m. Tapi entah setan capek mana yang menghasut maka kami memutuskan untuk menggunakan taksi. Taksi pertama kami tanyai harga menuju jalan pudu dikenakan tarif 25 RM. Kami tawar 15, He said No. DI menawarkan lagi 20 RM. Kami tawar 15 RM tetap tidak mau. Oke deh bye kalo gitu. Cari yang lain!!

Sebelum cari taksi lain, kami putuskan makan dahulu di KL Sentral. Yudi memilih tempat makan Ayam Penyet karena dia pasti kangen makanan indonesia. Ditempat itu yudi memesan Iga bakar+Nasi+Es milo dan aku memesan Rawon+Nasi+Es Lemon Tea.  Kami menghabiskan sekitar 52 RM.

20161125_154654

Rawon KL ‘kayaknya ga pake kluwek deh’

Setelah itu kami mencari kembali taksi untuk kepenginapan. Dan kami melihat ada antrian pembelian voucher taksi. Kami putuskan menggunakan taksi dengan voucher tersebut ke Jalan Pudu dengan Harga 14 RM. Dan taksi yang mengatar kami adalah taksi grab serta ber-argo. Jadi sebenarnya dari KL sentral ke Jalan Pudu hanya 10 RM jika menggunakan taksi ber-argo.

Sekitar jam 16.00 waktu setempat kami sampai di penginapan. Istirahat-Mandi-Leyeh-leyeh. Setelah magrib, dengan tanpa susunan ittenary maka kami putuskan untuk ke Menara Petronas. Berbekal maps yang sudah di download, peta angkutan umum maka kami berjalan ke stasiun masjid Jamek sekitar 10 menitan. Dari Masjid Jamek biaya LRT ke stasiun KLCC sekitar 3,5 RM perorang (lumayan mahal menurutku dibandingkan transport di Bangkok). Kalau dari Stasiun KLCC ke menara petronas udah dekat banget, mungkin kita hanya perlu jalan 5 menitan saja. Muter-muter jalan mungkin karena mencari spot foto yang bagus.

View malam disini lumayan bagus. Dan aku pikir lebih bagus dari view siang hari. Crowdednya jangan ditanya, tapi masih bisa kok ambil foto bagus. Sekitar jam 8 malam kami putuskan ke jalan Imbi mencari makan malam. Untuk mencapai jalan imbi kami kembali menggunakan LRT tujuan masjed Jamek. Jalan kaki sekitar 20-30 menitan melewati jalan pudu hingga kami mencapai jalan Imbi.

Jalan Imbi terkenal sebagai tempat wisata kuliner di Kuala Lumpur. Kalo dilihat-lihat jalan imbi ini seperti jalan Khaosan Road di Bangkok. Tapi lebih ramai yang di Bangkok dan lebih banyak penjual dan macam makanannya. Tidak seperti Khaosan Road, Jalan Imbi bisa dilewati kendaraan, yang menyebabkan jalanan ini kurang terlalu ramah untuk pejalan kaki. Rata-rata pedagang menjual seafood. Terus dimeja-meja, rata-rata mereka menyediakan alkohol/beer. Aku pikir disini kulinernya ramah muslim, rupanya tidak semuanya. Setelah berjalan hingga ujung jalan imbi, satu restoran halal thailand menghentikan langkah kami.

Aku memesan Mango Sticky Rice dan air kelapa, sedangkan yudi memesan cumi, kerang, nasi dan air kelapa. Untuk nilai 4/5. Sebenarnya bumbu enak. Tapi untuk seafood bagi kami masih mentah amis gitu, dan kami lebih senang yg sudah matang. Untuk menu malam itu kami menghabiskan hingg 62 RM.

Perjalanan hari pertama ini, berakhir di jalan Imbi. Sekitar jam 22.00 kami pulang ke penginapan dengan berjalan kaki. Alhamdulillah kenyang, alhaamdulillah istirahat.

26 November 2016

Hari kedua ini kami mulai perjalanan jam 09.00 waktu setempat. Dengan terlebih dahulu kami rencanakan rute hari itu adalah Batu Cave – Art Islamic Museum – Pasar Seni – Art Gallery – China Town – KL Tower – Wisata Belanja. Pagi itu kami sarapan di KFC. Aku memesan sepaket fish fillet, perkedel, dan hot tea sedangkan yudi memesan sepaket nasi lemak, ayam, perkedel, dan hot tea. Biayanya sekitar 33 RM untuk berdua. Aku suka nasi lemaknya, mungkin next day kalo mampir kesini aku akan memesan paket ini.Untuk menuju ke Batu cave kami menggunakan LRT ke KL Sentral. Dari KL sentral pindah menggunakan Kommuter. Perjalanan dari KL Sentral Ke Batu Cave hanya sekitar 30 menit. Sampai di Stasiun Batu Cave yang memang stasiun akhir tetap ramai yang ada didalam kommuter. Dari stasiun menuju Area Batu cave hanya dengan berjalan kaki 10 menit. Jika ingin membeli air mineral harganya 1-1,5 RM. Saat Akhir bulan November sayangnya sedang ada perombakan patungnya. 

Karena sedang ada pemugaran kami tidak naik ke batu cave, selanjutnya kami langsung kembali ke stasiun untuk mengejar Kommuter yang akan membawa kami ke KL Sentar lagi. Selang 15 menit di Stasiun Batu Cave, kommuter sudah datang. Kondisi Kommuter sangat sepi. Kalaukita bandingkan komuter di Kuala Lumpur dan Indonesia sebenarnya tidak banyak bedanya. Komuter di Indonesia dilengkapi dengan bagian keamanan yang berjaga di beberapa gerbong, sedangkan di komuter ini aku tidak melihat adanya bagian kemanan. Masalah kebersihan menurutku sama. Untuk tempat duduknya di gerbong bagian tengah tidak semuanya berhadapan, ada tempat duduk yang menghadap kedepan semua.

20161126_114223

Bersih dan Sepi

Sebelum komuter mencapai KL Sentral, kami turun di Stasiun Kuala Lumpur. Jadi area di sekitar stasiun Kuala Lumpur adalah area muslim. Dimana banyak bangunan bernuansa islam, dekat masjid juga, islamic art museum. Saat kami mencapai lokasi ini, sedang ada banyak orang datang berbis-bis ke area masjid Kuala Lumpur. Kami pikir memang mereka sedang wisata sejarah islam disitu. Ini nih apa saja yang ada dilokasi dekat dengan stasiun Kuala Lumpur.

Tujuan kami adalah ke Islamic Art Museum. Aku pikir Islamic art museum adalah sejarah bagaimana islam masuk di malaysia dan proses perkembangannya.Tapi didalamnya lebih bersifat umum seperti alquran yang berasal dari cina, pakistan, dll. Ada juga kain penutup ka’bah, baju khas malaysia, dll.

Dari Islamic Art Museum, kami melanjutkan ke Pasar Seni. Dari peta Offline yang sudah di download, Lokasinya sangat dekat dari Stasiun Kuala Lumpur. Tapi kami muter-muter juga buat nyari. Kita bertanya pada seorang security stasiun, diberitahukan olehnya jalan lurus dua lampu merah belok kanan terus belok kanan lagi. Oke deh, kami berjalan dengan cuaca lumayan panas. Yuk semangat jalan. Sampai di lampu merah kedua, banyak banget bus pariwisata berhenti. Rupanya kami sudah sampai di Art Gallery. Akhirnya, cus foto-foto disini dulu yaaa…..

Dari lokasi ini selanjutnya kami berjalan kaki menuju pasar seni. Cuaca kurang mendukung, Gerimis dan sepertinya akan hujan besar.  Untungnya saat itu kami sudah sampai di pasar seni. Berputar-bupat mencari oleh-oleh. Akhirnya kami membeli oat coco hahhahahaha…. Makan siang di Food Court. Setiap melewati tempat makan seafood pasti di tawari nasi goreng kak…nasi goreng…..(Because they know that i am an Indonesian, Pure Java).

Karena waktu sudah mendekati jam 4 dan akibat hujan. Kami tidak jadi pergi ke China Town. Kami langsung pergi ke KL Tower menggunakan Go Bus yang free alias gratis. Sampai di KL Tower dengan sok tau kami berjalan mendaki bukit yang nan tinggi. Padahal ada free pick up dari pintu gerbang. Lumayan lelah loh ngedakinya guys…hahahahhahaha

Dari namaya saja sudah KL Tower Guys, Tower ini adalah bangunan tertinggi di Kuala Lumpur. Tingginya 420 meter. Kami membeli tiket masuk paket combo disini yaitu Observation deck dan Upside Down House seharga 58 RM/orang.

 

20161126_174023

1480774183378

 

Hari kedua berakhir disini. AAhhhhhh….senangnyaaaa…. i am so excited.

 

 

 

 

 

3 comments

Leave a comment